TIPS MASUK SURGA DENGAN MUDAH
TIPS MASUK SURGA DENGAN MUDAH
By Kang Dhamnok(23 Mei 2012)
Masuk Surga dengan mudah? Apakah bisa? Rasulullah menjawab “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau)”…..Mau tahu Tipsnya … …???
.
---oooOooo---
.
”....hai…Fulan…masuklah kedalam Surga lewat sini…” demikian pintu-pintu Surga memanggil Fulan bin Fulan. Pintu-pintu
Surga berlomba dan sangat dirindu dimasuki oleh Fulan bin Fulan.
Mengapa? Karena Fulan bin Fulan mengetahui rahasianya....yaitu, membuka
buku tabungan kebajikan yang tak pernah diambil/ditarik...sehingga
saldonya selalu bertambah. Bonusnya Syafaat Allah & Rasul-Nya.
.
Selain
nilai ke-Ikhlasan dalam arti yang sebenarnya dan dilakukan
sungguh-sungguh, Seorang pemimpin yang adilpun dijamin masuk Surga.
Pemimpin yang adil menempati posisi pertama dari tujuh golongan yang
dijamin masuk Surga.
.
Hanya seringkali kita (penulis_dhamonk, pembaca kompasiana dan kita semua)
mempersulit kemudahan tersebut. Coba kita di tengok dalam kehidupan
keluarga kita. Sudahkah kita berlaku adil terhadap anak-anak kita?
Adakah kita membedakan kasih sayang terhadap anak yang satu dibandingkan
dengan yang lain? Pernahkah kita ’memarahi’ anak kita yang satu dan
’memaklumi’ untuk anak yang lain. Meskipun tingkat kesalahannya sama
atau proporsional? Apakah kita pernah membelikan mainan/pakaian/makanan untuk salah satu anak kita dan lupa untuk yang lain?
.
Dalam
hubungan suami isteri, adakah kita sudah berlaku adil terhadap
isteri/suami dirumah? Sudah memberikan hak nafkah dari gaji/penghasilan
yang kita dapatkan? Atau ada sedikit yang kita sembunyikan tanpa
memberitahu kepada isteri kita? Bila kita seoran isteri, pernahkah kita
memberikan bantuan kepada orang lain, orangtua, keluarga dan teman tanpa
ijin dari suami? Atau malah dilakukan secara sembunyi-sembunyi?
.
Kesalahan
dan kehilafan tersebut kita lakukan secara rutin atau bahkan mungkin
dengan sengaja. Kita jarang melakukan evaluasi bersama (muhasabbah).
Kita lebih sering melihat dan menghitung kesalahan suami kita,
membandingkannya dengan orang lain. Kita juga lebih sering menyalahkan
istri kita dan membandingkannya dengan isteri tetangga atau teman
kantor. Kita bahkan sering memaksakan kehendak dan keinginan kita
terhadap anak tanpa memperhatikan keinginan ’sang anak’. Bahkan kita
jarang mempertimbangkan bahwa anak kita masih relatif kecil, yang
mungkin belum mampu mengikuti kemauan kita sebagai orang dewasa.
.
Yang
sering luput adalah bahwa kita lebih mem’pressure’ nafsu kita sebagai
orang tua ketimbangkan mengitu selera anak dan mengarahkannya sesuai
harapan dan tuntutan masa depan....
.
Kita
seolah-olah enggan masuk Surga melalui Pintu Pemimpin yang Adil, karena
lebih sering mengedepankan ’ego’ dan ’amarah’ daripada mengakomodasi
keinginan anggota keluarga kita. Tidak melakukan muhasabbah/evaluasi
bersama. Yang terjadi justru lebih sering ’aduh mulut’ atau ’adu otot’ dalam rumah tangga.
.
Di
lokasi kerja keadaan yang tak jauh berbeda terjadi. Apa yang kita
lakukan terhadap anak kita kita terapkan juga untuk bawahan (anak buah)
kita. Pressure, pemaksaan kehendak dan ’amarah’. Mitra kerja kita
perlakukan ’seperti’ isteri di rumah. Nilai kurangnya lebih banyak
dibandingkan dengan sisi positifnya.
.
Adakah
kita sudah menjadi pemimpin yang adil? Tidak-kah kita mau masuk Surga
melalui pintu yang menyebut nama kita karena sudah bersikap bijak
(adil)? Apakah kita sendiri yang menolaknya, seperti Sabda Rasulullah di
atas
“Semua ummatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan (tidak mau).” (HR Bukhori 22/248)
.
Bagaimana tipe pemimpin yang adil?
Rasulullah adalah Contoh dan teladan yang sempurna. Beliau
mendidik anak sesuai syariat & perkembangan anak. Sebagai seorang
kepada Negara Beliau juga mengurus dengan rasa keadilan tanpa
diskriminasi, termasuk kepada orang Yahudi yang mau tinggal di negeri
Muslim. Ummat tetap menjadi laang dakwahnya.
.
Umar
Ibnul Khottob juga dapat rujukan yang baik. Seorang Umar bersikeras
memanggul sendiri sekarung gandum untuk diserahkan kepada seorang Ibu
Tua yang kekurangan makanan dan hanya memasak air & batu untuk
membohongi anaknya yang lapar agar tertidur. Ketika staf/pengawalnya
ingin membantu, Umar menjawab, ”Apakah engkau mau memanggul dosaku di
Akhirat kelat karena ada rakyatku yang kelaparan..?”
.
Atau
Harun Al-Rasyid., seorang ’alim’yang ketika diangkat menjadi Kholifah
beliau berucap, ”Innalillahi Wainnailaihi Roji’uun”. Beliau tidak
menggunakan fasilitas negara untuk pribadi dan keluarganya. Bahkan
ketika puteranya ingin berbicara dengannya, beliau bertanya ini urusan
negara atau pribadi. Ketika dijawab urusan pribadi, beiau mematikan
lampu, karena tidak ingin masalah pribadi menggunakan biaya negara,
meski hanya sebuah lampu. Subhanallah.
.
Dalam
menjalankan roda pemerintahan, Harus Ar-Rasyid tak mengenal kompromi
dengan korupsi yang merugikan rakyat. Sekalipun yang berlaku korup itu
adalah orang yang dekat dan banyak berpengaruh dalam hidupnya. Tanpa
ragu-ragu Harun Ar- Rasyid memecat dan memenjarakan Yahya bin Khalid
(Guru yang sangat berpengaruh dalam hidupnya) yang diangkatnya sebagai
perdana menteri (wazir).
.
---oooOooo---
Itulah
gambaran mengapa Pintu Surga sangat rindu kepada pemimpin yang adil.
Karena rasa ego menjaukan kita dari rasa adil. Hatta kepada kelaurga
kita sendiri...tapi, Insya Allah dengan usaha yang optimal, sedikit demi
sedikit, setahap demi setahap, kita mampu mewujudkan keinginan untuk
menjadi seorang Pemimpin yang Adil, stidaknya pemimpin Rumah Tangga atau
Pemimpin dalam Pekerjaan. Amien.
.